Selasa, 29 Juli 2008

Rombongan Utara Dikordinatori Jendral Bintang 4

Asw. perjalanan hari ini adalah perjalanan perdana PANPELWIL TAnwir 2 Pemuda Muhammadiyah. perjalanan yg diawal direncanakan dikomandoi oleh Rahmansyah Jamal ternyata tidak berjalanan sebagaimana yg diinginkan berhubung beliau sakit. trus komando pasukan diberikan kepada jendral bintang 4 Komando Kesiapsiagaan Muhammadiyah (KOKAM) Syahrir Rajab. MAJUUU JALAAN !!!sang komandan mulai mengelurakan aba-abanya!
rombongan pun meluncur, dengan mengendarai avanza hijau, bersama dalam rombongan, Dodi (sopir) Kahar (JUBIR rombongan) Fikar (CO. Logistik).
Malam itu (25/07) rombongan langsung menuju Kab. Pangkep. rombongan langsung mendarat di Kompleks Perguruan Muhammadiyah Sibatua, sayup-sayup terdengar dari jauh suara gaduh, rombongan pun masuk. ternyata..............................?
oh latihan HW toh (Hizbul Wathan) ucap kahar melepas kecemasannya.
di pangkep rombongan kami langsung diterima oleh ketua PD PM Rahmat Mulia dengan 7 anggotanya. setelah rombongan menyampaikan maksud dan tujuannya kamipun segera meluncur ke PD PM Kab. Barru, singgah tuk mengisi kampung tengah dulu (mallupukki). setelah itu kamipun meluncur ke Kota Pare2, kami langsung disambut oleh Ketua PD PM Parepare tepatnya pukul 24.00 wita, kasian juga beliau sampae ketiduran dihotel.
rombongan pun dengan lelapnya istirahat malam itu.
Parepare adalah daerah terakhir tujuan rombongan kami hari ini.
Keesokan harinya rombongan pun dibawa serta untuk ketemu Ketua PDM dan Rektor Universitas Muhammadiyah Parepare.
pukul 13.30 rombongan berbalik arah ke Makassar. dan menyempatkan singgah di PD PM Maros yang semalam dilewatkan. Alhamdulillah rombongan tiba di Makassar jelang Azan Isya dikumandankan.. rombongan daerah lain kapan berangkatnya????(ZAT)

Jumat, 25 Juli 2008

Kunjungan ke Daerah, Hari Ini

Ahad, 20 Juli yang lalu, dalam rapat panitia tanwir yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum PW PM Sulsel, Abdoel Rachmat Noer, dibahas berbagai agenda mendesak kepanitaan. Diantaranya adalah penyusunan jadwal kunjungan ke daerah untuk mensosialisasikan perihal pelaksanaan kegiatan tanwir ke daerah-daerah di Sulawesi Selatan.
Mengingat jumlah kabupaten yang ada di Sulsel, maka dibentuk tiga tim yang mengcover zona sebagai berikut:

1. Zona Selatan (Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Sinjai)
  • Ilham Hamid
  • Mahyuddin Nur
  • Hadisaputra
  • Razikin
  • Nasir
2. Zona Utara (Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Pinrang, Wajo, Soppeng, Bone)
  • Rahmansyah Jamal
  • Yasser latif
  • Amran Nafie
  • Ethal
  • Kaharuddin
  • Basti
3. Zona Luwu Utara (Enrekang, Tanatoraja, Palopo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur)
  • Jayadi Nas
  • Syamsul Ardi
Rencananya, hari ini (26/7) tim tersebut akan berkumpul di sekretariat dan bergerak menuju zonasi masing-masing. Selain melakukan koordinasi dengan PD Pemuda Muhammadiyah setempat, Tim juga diharapkan melakukan audiensi dengan PDM dan Bupati setempat guna menggalang dukungan. Utamanya Material. (ICC)

Final EURO 2008, HP Melayang

Mendung nan kelabu ternyata tak hanya dialami oleh keseblasan Jerman saat mereka menelan pil pahit saat dikalahkan Spanyol 1-0 pada laga final Euro 2008 yang lalu. Mendung juga menyelimuti atmosfir sekretariat panitia lokal Tanwir 2 Pemuda Muhammadiyah di sebuah ruko berlantai tiga yang berlokasi di jalan AP. Pettarani Makassar.
Ceritanya berawal pada saat panita tanwir menggelar acara nonton bareng final euro 2008. Cukup banyak panita yang hadir pada kesempatan itu. Tak ketinggalan pengurus teras PW Pemuda Muhamamdiyah Sulsel turut hadir dan larut dalam histeria nonton bareng tersebut. Dengan bermodal TV, LCD Projector yang disorotkan kedinding yang bercat putih, serta suara yang menggelegar dari soundsystem pinjaman, cukup memuaskan penonton.
Bergelas-gelas kopi disediakan dan timbunan puntung rokok kemudian memenuhi asbak saat final euro tersebut usai. Satu persatu massa nonton bareng pun mulai meninggalkan sekretariat saat mesjid mulai menyuarakan lantunan ayat pertanda jelang subuh. Beberapa diantaranya masih tinggal dan menunaikan shalat subuh secara berjamaah.
Setelah sholat subuh, Dzul Fikar (Koord. Div. Kesekretariatan), dan Razikin (Anggota Panitia) adalah dua orang yang memilih untuk menunaikan tidur paginya di sekretariat. Sungguh lalai karena sementara mereka tertidur, orang yang terakhir keluar dari sekretariat--yang entah siapa--lupa menutup rapat pintu sekretariat.
Dzul dan Jack (panggilan akrab Razikin) sudah terlalu pulas untuk menyadari bahwa seseorang sedang masuk ke sekretariat dan "mengamankan" handphone mereka. Dua buah handphone jenis yang sama (Nokia Communicator 9300) akhirnya raib.
Tak jelas siapa yang "mengamankan" handphone tersebut namun diyakini bahwa orang luar yang masuk dan mengambil. Diprediksikan, yang mengambil adalah pendukung keseblasan Jerman yang kalah taruhan dan pusing mencari uang pengganti untuk kekalahannya. Dua buah communicator nampaknya sudah lebih dari cukup untuk menutupi kekalahannya.
Saat ini Dzul memakai HP Nokia 6310, HP seri terbaru yang di bagikan ke anggota DPR RI di era kepemimpinan Soeharto.Wakakakakkkk......
Naas menimpa Bang Jack yang hingga saat ini masih berjuang mencari pengganti. (ICC)

PW PM Sulsel Susun Biografi Hj. Athirah


Makassar (24/7) Jum'at, 11 Juli 2008 yang lalu, berlangsung audiensi Panpus Tanwir dan PW Pemuda Muhammadiyah ke Wakil Presiden, HM. Jusuf Kalla. Dalam audiensi tersebut, Bapak Wapres meminta kepada PW Pemuda Mumammadiyah Sulsel agar menyusun buku biografi ibunya, Hj. Athirah.
Berdasarkan amanah tersebut, maka PW PM Sulsel segera membentuk Tim Penyusun yang sekarang tengah bekerja mengumpulkan data mengenai Ibu Hj. Athirah. Tim tersebut terdiri dari aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah yang berprofesi sebagai wartawan dan akademisi. Adapun anggota Tim Penyusun tersebut yaitu: Basti Tetteng (Dosen UNM), Hasnawing (Wartawan), Yahya Mustafa (Wartawan), Ilham Hamid (Kabid. Dakwah PW PM Sulsel), Nur Ihsan (Mahasiswa Fak. Ilmu Budaya Unhas).
Tak salah ketika diamanahkan ke Pemuda Muhammadiyah Sulsel mengingat Ibu Hj. Athirah semasa hidupnya dikenal sebagai aktivis Aisyiyah. Selain aktif mengikuti pengajian dan mengorganisir Ortom Wanita Muhammadiyah tersebut, beliau juga amat berjasa dalam mengembangkan pendidikan kewanitaan di Sulawesi Selatan. Pondok Pesantren Ummul Mukminin Aisyiayah Wilayah Sulawesi Selatan adalah Pondok Pesantren yang berdiri diatas tanah yang beliau wakafkan.
Jasa-jasanya dalam mengembangkan Aisyiyah Sulsel patut dibanggakan sehingga amat mengherankan jika rekaman mengenai kehidupan beliau tidak pernah dituangkan dalam bentuk karya tulis. Beliau hanya kita kenal lewat namanya yang terpampang pada mesjid dan juga diabadikan sebagai nama salah satu perguruan islam ternama di Makassar.
Kondisi tersebut makin menyulitkan proses penyusunan biografi beliau. Informasi mengenai kehidupan beliau hanya diperoleh dari keluarga dekat (anaknya) yang masih hidup hingga sekarang. Beberapa sahabat dan kolega juga dijadikan target untuk menggali informasi sebanyak mungkin tentang beliau.
Pun demikian, Tim Penyusun tetap bertekad untuk menyelesaikan penyusunan biografi beliau. Untuk jangka pendek, tim hanya menargetkan untuk merekam penggalan kisah hidup beliau selama ber-Aisyiyah dan direncanakan akan launching pada saat pembukaan Tanwir, 24 Agustus nanti. Sedangkan untuk jangka panjangnya, tim penyusun menargetkan untuk menulis biografi besar beliau yang akan merekam perjalanan hidup beliau sejak kanak-kanak hingga akhir hayat beliau. (ICC)